Amankah Kondom dan Pelumas Beraroma Untuk Vagina?

0
2
Deretan Kondom Aneh bin Ajaib Ini Bakal Bikin Kamu Geleng-Geleng Kepala!

Seks oral dengan menggunakan kondom dan pelumas beraroma dapat menciptakan sensasi lebih menyenangkan bagi pasangan. Namun, apakah kedua produk tersebut aman digunakan untuk seks vagina?

Kondom beraroma adalah kondom berbahan lateks dengan lapisan eksternal yang beraroma. Kondom dan pelumas beraroma memang membantu jadikan seks oral lebih menyenangkan.

Tekstur lateks yang kenyal dan aroma dari kondom dapat membantu menutupi rasa lateks yang berasal dari poliuretan atau poliisopren (karet alam). Bahan beraroma dianggap aman dan umumnya tidak akan menyebabkan iritasi pada mulut, tenggorokan, dan tangan.

Ini Lho Alasannya Kenapa Wanita Berkumis Tipis Libidonya Tinggi…

Menurut praktisi seksual dan reproduksi Tlaleng Mofokeng, beberapa kondom dan pelumas beraroma diberi label agar aman digunakan untuk seks oral.

“Tapi mayoritas hanya ditujukan untuk seks oral. Penting untuk membaca label kondom atau pelumas beraroma apa pun. Ini untuk memastikan jenis aktivitas seksual apa yang dilakukan (seks oral atau seks vagina),” kata Tlaleng, dilansir dari Times, Senin (22/10/2018).

Kondom dan pelumas beraroma punya berbagai jenis rasa. Contohnya beraroma jeruk nipis, cokelat, dan bubblegum. Pada umumnya produk tersebut telah diuji agar aman digunakan

Walaupun kondom dan pelumas beraroma sudah diuji klinis, ada kekurangan yang terjadi. Kondom beraroma pada umumnya tidak diproduksi dalam berbagai ukuran. Hal ini dapat membahayakan kemampuan kondom jika kondom yang dipakai tidak sesuai dengan ukuran penis.

Meghan Markle Hamil, Ini Dia Pantangan Makanannya

“Banyak pria dapat menggunakan kondom ini tanpa masalah besar. Namun, bahan kimia yang beraroma dan berasa juga berpotensi menyebabkan iritasi pada jaringan mukosa vagina (jika pasangan melakukan seks vagina),” Tlaleng menjelaskan.

Perasa yang digunakan untuk produk ini, seperti gliserin, aspartam atau sakarin dapat memengaruhi keseimbangan pH vagina. Akibatnya, meningkatkan risiko berkembangnya bakteri vaginosis pada vagina.

(Visited 1,785 times, 1 visits today)