Mengetahui pasangan selingkuh memang bisa bikin dunia seolah-oalh berakhir. Gangguan Mental dan Fisik Bisa Menyerang Pada Mereka Si Tukang Selingkuh?
Ada yang bilang selingkuh itu enak selama nggak ketahuan pasangan. Tapi hati-hati, ada akibat merusak jika kita senang selingkuh.
Tak percaya?
Jadi ada periset dari University of Nevada yang menanyai 232 mahasiswa yang telah diselingkuhi pasangannya selama tiga bulan terakhir. Panjang rata-rata hubungan mereka adalah satu tahun.
Nah, penelitian yang dipublikasikan Journal of Social and Personal Relationships ini menemukan bahwa korban selingkuhan itu berhubungan dengan depresi, kecemasan dan rendahnya harga diri.
Tak hanya korbannya saja, pasangan yang menyelingkuhinya juga cenderung lakukan perilaku berisiko seperti makan berlebih, tidak cukup makan, penyalahgunaan narkoba dan alkohol, dan … waduh, berhubungan seks tanpa kondom!
Kesalahan yang Dapat Memicu Perselingkuhan Lebih Mungkin Terjadi
Ini memang menarik perhatian perancang penelitian, M. Rosie Shrout. Ia menjelaskan,”Pertama, kita tahu perselingkuhan adalah salah satu kejadian paling menyedihkan dan merusak yang bisa dialami pasangan,” katanya dilansir Daily Star. “Orang yang diselingkuhi mengalami tekanan emosional dan psikologis yang kuat menyusul perselingkuhan yang dilakukan pasangannya.”
Lalu ia juga bilang,”Kami ingin tahu apakah tekanan emosional dan psikologis membawa mereka melakukan perilaku kesehatan berisiko, seperti seks tanpa kondom, penggunaan narkoba, penggunaan alkohol, makan berlebihan, atau tidak makan sama sekali.
Studi ini juga mencoba mencari tahu apakah persepsi menyalahkan juga memainkan peran dalam tekanan psikologis dan perilaku kesehatan berisiko. Dan apakah individu yang diselingkuhi menyalahkan pasangan mereka karena melakukan selingkuh atau mereka menyalahkan dirinya sendiri?
Menariknya, pasangan yang diselingkuhi menunjukkan efek yang sama, tak peduli apakah mereka tetap dalam hubungan atau menyelingkuhi kekasih mereka. Diselingkuhi nyatanya nggak hanya punya konsekuensi kesehatan mental, tetapi juga meningkatkan perilaku berisiko.