Pelajari apa yang dilakukan musuh? Hmmm … Kesannya begitu ekstrim. Tapi kalau itu bisa membangun kinerja, kenapa nggak? Asal fair aja ya …
Ya, kebanyakan kiat sukses adalah ‘ambilah’ atau ‘contohlah’ sepak-terjang tokoh-tokoh sukses yang ada dan terapkan itu dalam gerak kerja Anda. Basi.
Sama halnya dengan sederet kata inspiratif yang menjejali buku-buku atau halaman demi halaman situs inspiratif, semuanya terdengar begitu ‘mengigit’ tapi ya sudah, hanya sampai disitu saja. Pada dasarnya, demi mencapai tujuan diri untuk jadi lebih sukses justru harus mempelajari musuh – bukannya mempelajari sosok yang Anda anggap sebagai pahlawan!
Setidaknya itu kata Lauren Bacon, salah satu entreprener sukses. Lauren mendapat pencerahan tersebut setelah mempelajari atasan kerja yang tak disukainya. Ia menemukan bahwa apa yang tak disukai sang atasan, justru jadi panduan tangga menuju kesuksesan dirinya yang sekarang. Mau tahu caranya? Simak ini.
Â
#1Â Kenali musuh Anda
Oh tentu saja Anda tak perlu berpura-pura beramah-tamah pada musuh, tapi lihat dan kenali caranya memicu Anda jadi emosi atau tak suka padanya. Dari situ sebenarnya Anda bisa mengubah kondisi negatif jadi positif. Karena percayalah, rasa benci pada musuh itu sia-sia belaka!
#2 Pelajari ‘Kenapa?’
Ya, pelajari kenapa musuh Anda begitu amat ‘menganggu’. Apa sih kualitas yang dimilikinya sehingga ia bisa seenak-enaknya menganggu? Tanyakan juga: ‘Apa yang membuat mereka begitu suka menyerang dan membuat langkah-langkah yang Anda ambil jadi gagal total?’ Dari situ Anda jadi bisa tahu lubang mana saja yang harus dihindari ke depannya.
Sukses dan Bahagia Sekaligus? Ini Resep Paten-nya!
#3Â Hadapi
Ketika kita dikonfrontasikan dengan karakter orang yang tak kita sukai, kebanyakan dari kita cenderung lari. Kalaupun Anda tak lari, benarkah Anda benar-benar tak melarikan diri dari sosok tersebut? Ingat: membenci orang lain jadi tanda bahwa Anda punya masalah yang tak terselesaikan. Itu jadi ganjalan yang bisa menghambat jalan ke depan meraih sukses!
Oh ya, tulisan ini bukan untuk mengubah opini Anda memandang orang-orang yang tak disukai, tapi ini secara simpel untuk membawa sikap reaksi agar tak bertambah keruh saja.
Â
berbagai sumberÂ