Menurut riset warna kulit bisa tunjukkan perilaku seksual seseorang
Perilaku seksual tiap orang tentulah berbeda-beda. Ada yang perilakunya positif, ada pula yang negatif. Maksudnya di sini, ada sejumlah orang yang mengedepankan aspek kesehatan dan ada juga yang kerap berhubungan seks berisiko, dalam artian bergonta-ganti pasangan.
Terkait hal itu, sebuah studi baru di Negeri Paman Sam sana belum lama ini menemukan fakta yang cukup menarik. Periset di sana mengklaim perilaku seksual seseorang rupanya bisa dilihat dari warna kulitnya.
Ilmuwan bilang, anak muda yang punya warna kulit lebih terang pada dasarnya menyikapi hubungan seksual dengan positif. Mereka punya kesadaran tinggi akan perilaku seksual aman.
Tak hanya itu, mereka juga cenderung suka dengan monogami alias pernikahan hanya dengan satu orang. Demikian kata asisten profesor di College of Human Environmental Sciences, Dr. Antoinette Landor.
Lantas, bagaimana dengan yang berkulit gelap?
Dikatakan Landor, remaja yang berkulit gelap cenderung sebaliknya. Mereka kerap melakukan hubungan seks yang berisiko. Hasilnya, mereka pun rentan terserang penyakit menular seksual.
Perilaku Seks Ini Patut Dicurigai!
Untuk buktikan hal itu, Landor menggandeng Carolyn Tucker Halpern dari Gillings School of Global Public Health. Keduanya melakukan survei terhadap 7.000 remaja Amerika dari beragam latar belakang. Hasilnya sendiri saat ini sudah diterbitkan secara online di Journal of Youth and Adolescence.
Oh ya, setelah mendapati bahwa orang kulit putih punya risiko lebih rendah terhadap penyakit menular seksual, dua ahli tersebut memfokuskan riset pada pemuda berkulit gelap. Dari situlah ditemukan pola antara warna kulit dan sikap seksual seseorang.
Landor menuturkan, temuan ini penting karena dapat mencegah penyebaran penyakit seksual pada kalangan muda. Dengan adanya studi ini, diharapkan anak-anak muda jadi lebih peduli dengan kesehatannya.
“Temuan ini bikin dunia kesehatan jadi lebih aktif mengkampanyekan perilaku seksual aman. Singkatnya, hasil ini menunjukkan bahwa warna kulit dan faktor budaya dapat jadi pertimbangan dalam kampanye kesehatan publik dalam kelompok-kelompok tertentu,” pungkas Landor seperti dilansir Medical Daily.
Ingin punya kehidupan seks oke? Buka ini!