Banyak sekali mitos dan stereotip tentang pria Asia apalagi ketika membahas gaya pacaran dan ‘daya tahan tempur’. Ada yang sangat tidak masuk akal dan memang ada yang cukup tepat. Dan akibatnya, sebagian besar wanita kaukasian alias orang kulit putih memandang pria Asia tidak menarik, gara – gara stereotip tersebut.
Sebuah penelitian di Amerka Serikat menunjukan bahwa pria lajang Asia harus mampu menghasilkan uang sekitar 247 ribu dolar Amerika Serikat agar mendapatkan respon yang sama seperti pria kulit putih di situs kencan online. Dari sensus yang dilakukan oleh Lembaga Sensus Amerika Serikat, 40 persen dari wanita Asia akan menikahi pria non-Asia, sedangkan pria Asia yang akan menikahi wanita non-Asia hanya berkisar 20 persen.
Di sebuah situs, seorang netizen berkomentar: “Sudah jelas sangat sulit bagi pria Asia untuk mengencani wanita kulit putih, dibanding Asia wanita yang dengan mudahnya dikencani pria kulit putih. Pria Asia dicitrakan tidak maskulin dan wanita Asia dipandang submisif, eksotis. Sungguh tidak adil.”
Faktanya, pria Asia memiliki kelebihan dibanding pria kulit putih lho. Berikut adalah mitos dan stereotip tentang pria Asia yang sebenarnya tidak benar:
1. Pria Asia tidak maskulin
Stereotip ini salah. Masyarakat terpengaruh oleh apa yang mereka lihat di media, sadar tidak sadar. Kebanyakan film yang ditonton adalah produksi barat yang mencitrakan pria Asia sebagai yang lemah. Padahal, pada abad ke-19 pria Asia dianggap sangat tinggi seksualitasnya dan dikagumi. Media tidak mencerminkan realita yang sesungguhnya tentang pria Asia.
Logika lain, kebanyakan ilmu bela diri yang dipelajari oleh orang kulit putih berasal dari Asia seperti Karate, Tae Kwon Do, Judo, Muay Thai, dan sebagainya. Kurang maskulin apa coba?
2. Pria Asia tidak romantis
Salah besar! Pria Asia cenderung mengiyakan permintaan wanita untuk tempat kencan pertama. Bahkan, jika menyantap es krim atau sekadar ngopi di coffeeshop bisa menyenangkan sang wanita, mereka akan meredam egonya demi kebahagiaan wanita. Dalam budaya Asia, pria dibesarkan dengan prinsip membantu para wanita. Begitulah perspektif pria Asia tentang romantisme.
3. Pria Asia memiliki “senjata” yang kecil dan lemah
Penulis memilih untuk tidak berkomentar tentang hal ini untuk jangka waktu yang tidak ditentukan.