Ada berbagai stereotip tentang pria Asia dan pria Kausasia yang beredar di kalangan wanita. Pria Asia digambarkan memiliki kepribadian yang lebih feminim ketimbang pria Kaukasia yang berpostur tubuh lebih besar dan garang.
Namun, apakah stereotip yang selama ini beredar bisa dibilang benar? Ternyata tidak semua stereotip terkait pria Asia dan pria Kaukasia tersebut benar. Berikut ini adalah perbedaan antara para laki – laki dari daratan Asia dengan para bule berkulit putih.
Pria Asia selalu membayar untuk berkencan, pria Kaukasia lebih cuek
Mengapa para laki – laki dari daratan Asia cenderung membayarkan wanita saat berkencan meskipun wanita tersebut bersikukuh menolak untuk dibayari? Hal ini dikarenakan dalam kebudayaan di daratan Asia, para laki – laki diajarkan untuk mampu bertanggung jawab dan tidak menyusahkan pasangannya.
Berbeda dengan pria Kaukasia yang bisa mendiamkan bill sembari asik mengobrol dengan teman kencannya.
Menjadi orang tua
Kamu pasti sering melihat meme tentang orang tua keturunan Asia yang serba perfeksionis bahkan jika anak mereka tidak mendapatkan nilai sempurna di sekolah akan dimarahi habis – habisan bahkan dipukul.
Berbeda dengan orang tua kulit putih yang lebih santai menangani anak – anak mereka yang bandel sekalipun. Penyebabnya adalah para orang tua keturunan Asia memiliki etos kerja yang tinggi dan menjunjung tinggi kesempurnaan.
Wajar saja apabila negara – negara Asia Timur memiliki sumber daya manusia yang baik, para anak – anak dididik secara militan dan hal ini berlangsung turun temurun.
Menghabiskan makanan
Ladies, jika kamu berkencan dengan laki – laki Asia di sebuah restoran, pastikan kamu menghabiskan makanan yang kamu pesan. Menghargai makanan merupakan sebuah gaya hidup yang mengalir dalam nadi setiap laki – laki Asia, kalau kamu tidak menghabiskan makanan, bisa – bisa mereka tersinggung.
Kesetiaan pada pasangan
Para pria Kaukasia selalu digambarkan sebagai sosok yang kurang setia terhadap pasangan dan bisa dengan mudah bergonta – ganti pasangan hanya sekadar untuk memenuhi kebutuhan birahi. Namun stereotip ini tidak benar. Laki – laki Asia sekalipun bisa berselingkuh, karea kesetiaan kembali pada pribadi masing – masing.