Tidak semua orang mengenal sebutan oiran karena mereka telah dikalahkan oleh kepopuleran geisha. Banyak pula yang sering menganggap mereka adalah sama padahal tidak. Oiran adalah teman wanita berasal dari negara sakura dengan kemampuan lebih dan dengan kelas. Walau oiran memang menjual keahlian dalam seni musik seperti geisha tetapi oiran lebih menggairahkan dibanding geisha, lho!
Keahlian oiran tidak terbatas hanya pada seni musik dan seni tari. Mereka memiliki kecantikan plus, mereka paham literatur, rangkai bunga, upacara teh dan mereka ahli dalam ‘bersosialisasi’ dengan pelanggan dari berbagai latar belakang. Cara berpakaian mereka pun spesial dengan gaya yang flamboyan.
Apa saja sih yang membuat seorang oiran, teman wanita ini begitu menggiurkan bagi para pria di Jepang di zaman Edo?
Leher yang tidak dicat
Kimono atau pakaian tradisional orang jepang memiliki kerah yang termasuk tinggi sehingga menyembunyikan leher bagian belakang. Oiran melakukan dandanan khusus yang memutihkan wajah sampai ke bahu tetapi leher bagian belakang tidak diwarnai, lho.
Leher belakang seorang wanita membentuk sebuah siluet yang indah dan seksi oleh sebab itu, pria-pria pun menggila ketika melihatnya. Oiran pun berpakaian dengan sengaja agar kerah kimono dimundurkan sehingga leher mereka tampak.
Intip-intip kaki
Di jepang, memakai kaos kaki adalah hal yang lumrah dan termasuk dalam sopan santun dalam berpakaian. Tetapi bagi oiran, kaki mereka adalah aset. Ketika seorang Tayuu (Oiran nomor satu) melakukan parade yang dipanggil oiran dochuu, dia akan berjalan perlahan dengan menyeret kakinya sehingga membentuk huruf 8 di tanah agar para lelaki dapat melihat sekilas daripada kakinya yang mulus.
Pada zaman itu, kaki merupakan objek seksual bagi para pria. Kaki yang terawat dan kulit yang putih bersih membuat mereka rela membayar uang hasil kerja sebulan untuk mendapatkan pelayanan dari teman wanita berkelas tinggi ini!
Susah untuk bertemu
Pernah dengar kan istilah play hard to get? Itu adalah taktik perempuan untuk mendapatkan perhatian lelaki dari zaman dahulu kala. Tetapi itulah yang dilakukan para pemilik dari ageya (tempat oiran bekerja).
Untuk mendapat pelayanan dari oiran dalam kamar yang telah disediakan, tidak semudah membayar uang jasa. Ada tiga tahap yang harus dilalui oleh pelanggan pertama.
Tahap pertama adalah bertemu tetapi oiran yang dipilih tidak akan mempedulikan. Tahap kedua adalah bertemu dan oiran pun akan duduk bersebelahan. Apabila oiran tidak menyukai sikap dan sopan santun pelanggan, dia berhak untuk menolak, lho! Jika oiran tersebut tidak masalah dengan pelanggan ini, maka di pertemuan ketiga yaitu tahap ketiga, dia akan melayani. Setelah semua tahap telah dilewati, barulah pelanggan diizinkan untuk berduaan dengan si cantik di kamarnya dan menikmati full service.
Cara berpakaian yang mencolok
Oiran memang sangat flamboyan jika dibandingkan dengan geisha yang cenderung berpakaian dengan lebih simpel. Pakaian oiran cenderung berwarna merah menyala. Rambut mereka pun didandani dengan banyak konde. Beda dengan geisha yang gaya rambutnya lebih umum, oiran bergaya date-hyogo yang diikat tinggi dan besar.
Kurang mencolok? Obi atau ikat pinggang mereka diikat di depan berbeda dengan geisha yang mengikat obi di belakang seperti tata berpakaian pada umumnya. Hal ini disebabkan karena pertemuan oiran dengan pelanggan memiliki batas waktu. Untuk mempercepat, obi oiran sengaja diikat di depan dan diikat secara khusus agar dengan sekali tarikan, maka semuanya akan jatuh bersamaan.
Sudah kenal dengan oiran, kan? Tergiur kan untuk mencari mereka ke Kyoto sekarang? Tetapi sayang sekali service mereka telah dilarang oleh pemerintah berapa abad yang lalu. Tertarik kah untuk time travel dan mencoba service-nya sekali?