Jadi Baik Ga Berarti Lemah di Depan Si Dia. Hindari Hal Ini Biar Ga Baper Permanen!

0
1

Memiliki seseorang yang ditunggu untuk bersama di kehidupan bukankah itu hal baik? Selama bertahun-tahun coba mengenal lebih dalam, hingga akhirnya berteman baik dan sempat mencicipi indahnya status berpacaran. Asyik, kan?

Dari manakah asal kekecewaan paling menyakitkan? Ya, salah satunya berasal dari orang terdekat yang paling kita sayang. Ya, masa suatu hubungan siapa yang tahu? Akibatnya perpisahan yang ada bisa bikin suatu jalinan jadi menyebalkan.

Nah, bagaimana mengatasinya? Nah, untuk terhindar dari rasa sakit hati mendalam, hindari hal-hal ini:

 

#1

Rayuan berteman

Bukan menolak pertemanan secara mentah-mentah. Jika kita tahu makna ‘teman’ bisa sangatlah intens, maka ke si mantan kita bisa batasi. Meski si dia terlihat menarik seperti saat pertama kali bertemu, tetap saja rasa yang tersisa harus ditahan.

 

 

#2

Jangan ‘ge-er’

Ini sering menimpa mereka yang baru saja putus cinta. Aktifitas jalan bareng seakan-akan jadi peluang untuk ‘CLBK’ alias Cinta Lama Bersemi Kembali. Selepas jalan bareng, jadi langsung melakukan 1001 khayalan bareng si mantan lagi. Ingat, bisa saja si dia meminta jalan bersama karena dirinya sedang merasa bosan. Jadi jangan ada rasa dijalan-jalan selanjutnya!

 

#3

Tolak diri jadi pelabuhan curhat 

Terlebih jika si mantan malah cerita masalahnya sama pria baru. Entah itu isinya tentang pertengkaran atau putus. Untuk apa si dia menceritakannya ke kita? Bukankah masih banyak teman wanita lain yang oke untuk diajak curhat? Hmmm, bisa jadi ini jadi ajang si dia untuk meraih perhatian kita lagi.

 

 

#4

Jangan jadi pelindung (lagi)

Ini yang agak sulit dikontrol. Pas rasa simpati merambat dalam hingga jadi empati. Pas kita merasa iba dan benar-benar ingin menolongnya hingga masalahnya selesai. Ya, menolong adalah hal baik. Memberinya nasihat, mendukung si dia, bahkan selalu ada untuk menyeka air matanya. Tapi apa itu jadi prioritas? Bukan, kita tuh ga harus terjun jauh untuk bikin dirinya bahagia. Kita hanya perlu sadar jika diri kita yang sekarang lah yang jadi prioritas!

 

Masih emosi dan memendam amarah dengan mantan? Sederet cara ini bisa bikin kita memafkannya. Baca di sini.

 

Jadi, apa yang sebaiknya dilakukan?

Sadar diri:

Posisi ini sama saja dengan keadaan dimana kita dan si dia masih bersama. Dan masih saja terperangkap dalam, ‘Apakah ini baik atau tidak?’ Jelas kita sedang galau jika ada di posisi tersebut. Jika pikiran kita sudah mantap, harusnya tak ada lagi pikiran yang memberatkan, untuk selalu ada dalam hidup mantan.

 

 

Baik bukan berarti lemah:

Kita mungkin telah menunggu si dia seumur hidup. Tapi apakah si dia melakukannya juga? Jadi, daripada repot pikirin si dia, lebih baik coba bimbing hati kita sendiri agar lebih tenang dan terkontrol.

Paham gak nih? Eh iya, daripada pusing sama hal yang ga penting lagi buat hidup. Lebih baik nikmati saja kesendirian dengan sederet barang-barang oke untuk kita, kaum pria, di sini. Sertakan juga POPULAR15 supaya kantong hemat 15%!

(Visited 201 times, 1 visits today)