Koreksi terhadap tindakan orang lain memang diperbolehkan, tetapi kamu juga harus diikuti dengan koreksi terhadap diri sendiri. Tidak jarang, orang hanya dapat memberikan kritikan pada orang lain, tetapi tidak mampu melakukan intropeksi terhadap kesalahan diri sendiri.
Ada banyak faktor yang menyebabkan seseorang memiliki karakter seperti itu, salah satunya karena latar belakang dan sifat orang tersebut, seperti dibawah ini…
Tipe Perfeksionis
Banyak pandangan yang dikatakan orang, mengapa seseorang cenderung mengambil sikap tersebut. Faktor karakter adalah salah satu yang tidak dapat dipungkiri. Karakter yang dimaksud adalah seseorang yang perfeksionis.
Terungkap, Cara untuk Terlihat Lebih Menarik di Mata Wanita Menurut Sains!
seseorang yang memiliki sifat ini, ingin memiliki segala sesuatunya dengan sempurna sesuai dengan standar yang Ia miliki. . Biasanya seseorang tersebut merasa bahwa segala sesuatunya lebih dipengaruhi oleh situasi orang lain ketimbang dirinya.
Orang yang perfeksionis juga kaku dan sulit beradaptasi dengan keadaan. Mereka lebih mengharapkan lingkungan yang bisa merubah dirinya.
It’s Oke to Make Mistakes
Siapa saja orang yang cenderung dapat menjadi tipe perfeksionis yang menyebalkan? Orang yang merasa dirinya sempurna dan selalu berujung pada keluarnya komentar dari dirinya.
PANAS! INI 5 FILM KEREN ALICIA VIKANDER WAJIB TONTON BARENG SI DIA
Orang yang tidak memahami bahwa setiap orang dapat melakukan kesalahan. Mungkin orang tersebut memang tidak pernah diberikan pemahaman bahwa setiap orang bisa membuat kesalahan.
Selain itu, menurutnya dari beberapa kasus yang ada, karakter seperti itu adalah mereka yang memiliki pengalaman masa kanak-kanak hingga remaja, yang selalu dalam posisi dimenangkan dan dituruti semua keinginannya. Biasanya orang yang bersikap bossy ini lebih dominan.
Mereka yang memiliki sifat seperti ini sebenarnya kurang mengenal diri mereka sendiri. ereka juga kurang mengenal kemampuan kelebihan yang dimilikinya. Maka dari itu, orang yang perfeksionis kurang terlatih kepekaan atau rasa emapti pada orang lain, yang bisa menempatkan diri pada posisi orang lain.