Ehem, 5 Film Semi Ini Punya Kualitas yang Mantap! Yuk Nonton…

0
348
film semi

Sejatinya nggak semua film yang memiliki adegan bercinta atau berbau porno itu buruk. Ehem, 5 Film Semi Ini Punya Kualitas yang Mantap! Yuk Nonton…

Film adalah sebuah media yang tak hanya punya fungsi hiburan semata, tapi juga bisa menginspirasi dan memotivasi kita dalam menjalani hidup. Ada beberapa film yang dipandang buruk oleh beberapa orang karena mengandung adegan mesum, namun sejatinya nggak semua film yang memiliki adegan bercinta itu buruk.

Berikut ini film-film yang memang memiliki adegan dewasa namun menyimpan begitu banyak kisah inspiratif di baliknya. Bagi yang sudah cukup dewasa, kalian bakalan bisa melihat bahwa film ini memiliki pesan yang lebih dari sekadar esek-esek. Apak aja filmnya?

1. Nymphomaniac

Film garapan Lars von Trier menceritakan kisah hidup seorang wanita yang memiliki kelainan sejak lahir bernama nymphomania atau hiperseksualitas. Sejak remaja, Joe, tokoh wanita dengan keunikan tersebut sudah tidur dengan ratusan orang berbeda. Bagi mereka yang sering underestimate pada jenis film seperti ini, Nymphomaniac bisa dengan mudah disebut film murahan. Namun kalau kita mengikuti setiap menitnya dengan seksama, adegan seks itu sendirilah yang memiliki nilai tersembunyi. Jika kamu cukup dewasa untuk melihat lebih jauh dari hanya sekadar adegan seksual, kamu akan bisa memahami bahwa film ini memiliki pesan-pesan yang cukup penting.

Ah.. Mantap! 5 Film Semi Porno Ini Bikin Anda dan Si Dia Jadi Mau??

2. The Handmaiden

Handmaiden bisa dibilang film Korea paling hits pada tahun 2016. Peminatnya tak hanya berasal dari negara-negara yang tenar dengan produksi filmnya, tapi juga ratusan negara di penjuru dunia. CJ Entertainment merilis fakta pada Mei lalu. Mereka mengatakan film yang digarap Park Chan-wook tersebut laku terjual ke distributor film di 175 negara. Film yang memiliki setting 1930-an tersebut memang memiliki cerita yang menarik. Bayangkan, ada dua plot twist dalam sebuah film. Meskipun adegan seksual dalam film ini cukup vulgar dan mampu membuat darah para penontonnya berdesir, tapi tanpa adegan yang berdurasi kurang lebih 5 menit tersebut bisa hancurlah keunikan kisah yang melibatkan tipu daya, kisah cinta, dan rasa ingin bebas dari kurungan masyarakat ini.

3. Shame

Film Shame hampir sama dengan film Nymphomaniac. Sepotong kisah seseorang manusia yang mengalami kecanduan terhadap hubungan seksual. Shame digambarkan dengan penyampaian yang natural, emosional dan melankolis. Di sisi lain, kita bisa menyelami kehidupan Brandon (sang tokoh utama) tak cuma kecanduannya terhadap seks, tapi juga mendalami sosok introvert yang kesepian dan tidak mampu menunjukkan emosinya dengan bebas. Itu terjadi akibat kecanduan seks. Sisi emosional seseorang hancur gara-gara itu. Film garapan Steve McQueen ini dianggap salah satu film terbaik pada tahunnya.

4. The Dreamers

Matthew, seorang mahasiswa asal Amerika Serikat, dikirim ke Perancis karena pertukaran pelajar. Ia tiba di Paris untuk memelajari bahasa Perancis. Di sana, ia bertemu dengan Theo dan Isabelle, saudara kembar yang berideologi liberal. Jiwa mereka bebas dan punya pandangan bebas pula soal seksualitas. Mereka pun memiliki mimpi-mimpi absurd. Pantaslah kalau disebut The Dreamers. Tentang pandangan bebas soal seksualitas, bukan berarti lantas film ini beralih menjadi film esek-esek. Film ini malah dinilai punya seni, dan penggambaran adegan seks sebagai sebuah adegan penting, disusun dengan rapi, sehingga tak ada yang berani menyebutnya sebagai film murahan. Akhir dari film ini pun memiliki interpretasi sendiri bagi khalayak. Penasaran?

Saat Nonton Film Panas, Genre Apa yang Paling Kalian Suka?

5. 9 Songs

Bagi kamu pecinta film sekaligus musik, 9 Songs bisa kamu masukan ke dalam daftar movie to watch. Memang sih film ini kontroversi karena bumbu romantika yang vulgar. Sineas asal Inggris, Michael Winterbottom, menulis dan menyutradarai film drama tersebut dengan memasukan unsur adegan-adegan seksual yang eksplisit. 9 Songs menceritakan kosah cinta Lisa, mahasiswi asal Amerika Serikat, dengan Matt, seorang klimatologis asal Inggris. Mereka memiliki ketertarikan yang sama pada musik. Nggak heran kalau mereka sering menghadiri konser-konser musik. Pemilihan judul film “9 Songs” sendiri merujuk pada sembilan lagu yang dimainkan sepanjang film diputar. Kalau pun ada yang menilai film ini jelek, itu wajar-wajar saja. Toh selera orang beda-beda, ‘kan? Namun yang pasti, film ini dipamerkan pada Festival Film Cannes di Prancis.

(Visited 6,090 times, 1 visits today)