Milenial zaman now cenderung berpikir, “Nanti gue akan menikah di usia segini, setelah lulus kuliah gua mau eksplorasi dunia dulu dan ngembangin karir.”
Menikah sudah menjadi sebuah kewajiban di negara kita ini. Terkhusus untuk perempuan yang tidak menikah hingga usia di atas 30 tahun, pasti akan mendapat banyak cibiran dari keluarga dan kerabat. “Kenapa tidak menikah? Masa segitunya sama karir? Ntar kamu ketuaan lho malah ga ada yang mau.”
Mahalnya menikah zaman now…
Untuk yang melontarkan cibiran – cibiran tersebut, apakah kalian menyadari bahwa saat ini untuk menikah dan berkeluarga itu bukanlah perkara yang mudah dan MURAH?
Menyewa venue untuk melangsungkan resepsi, mengundang sanak saudara untuk meramaikan, membayar wedding organizer, membeli gaun dan lain sebagainya. Mahalnya menikah bukanlah pada resepsi pernikahan dan pestanya saja. Seusai merayakan pesta pernikahan, masa kamu dan pasangan kamu mau pulang ke rumah masing – masing dan tinggal sendiri seperti semasa berpacaran dulu? Tentunya kamu harus memiliki rumah untuk tinggal bersama dengan calon pasangan hidup. Harga rumah saat ini terus melambung tinggi, dan memiliki rumah di wilayah perkotaan semakin sulit. Tapi tenang, saat ini ada program cicilan rumah Kredit Perumahan Rakyat yang akan sedikit meringankan beban pernikahan.
Ketika semua itu sudah kamu dan pasanganmu lalui, munculah tuntutan keluarga, entah itu mertua atau orang tua kamu yang menginginkan cucu. Wah, bikin anak sih enak, tapi mengurusnya bakal bikin rekening bank menjerit. Biaya persalinan di kota Jakarta (sebagai contoh) saat ini untuk kamar yang paling murah dengan metode persalinan normal membutuhkan biaya sebesar minimal 15 juta rupiah dan untuk metode persalinan caesar harus merogoh akun bank paling tidak 30 juta rupiah.
Kemudian kamu harus merawat sang buah hati mulai dari vaksinasi, membeli asupan gizi, pakaian, bahkan menyewa baby sitter jika kamu dan pasangan sama – sama bekerja atau berbisnis.
Pertanyaan yang ingin disampaikan: apakah kamu sudah siap menikah atau belum berdasarkan pertimbangan faktor – faktor di atas? Sebaiknya jangan terburu – buru untuk menikah, toh kata orang tua kalo jodoh gak kemana, terus kenapa mereka memaksa?