Puasa Ramadhan bukan berarti Anda juga ‘berpuasa’ secara pengeluaran.
“Hah, puasa Ramadhan? Rasanya baru aja kemarin berpuasa”, begitulah celetukan seorang rekan. Ya, waktu memang begitu cepat bergulir. Tak terasa puasa Ramadhan telah menyambut lagi di tahun ini. Kalau puasa Ramadhan, pasti POPle bawaannya lapar, dahaga dan lemas. Istilah anak sekarang jadi mager alis males gerak.
Puasa Ramadhan bikin hemat pengeluaran?
Apa iya? Hmmm.. jawabnya gak selalu. Sudah lazim, bila sedang puasa, biasanya kebutuhan justru tambah meningkat. Ini bukan pepesan omong kosong POPle, kalau gak percaya boleh lihat data ekonomi makro. Coba tengok angka inflasi saat puasa Ramadhan, pasti saja selalu naik.
Hal ini biasanya disebabkan belanja rumah tangga dan lainnya yang berubah meningkat secara relative. Kalau sudah begitu, kita mesti ingat bahwa dipenghujung puasa Ramadhan adalah hari Lebaran. Kalau sudah gitu berarti, akan adanya tuntutan permintaan akan bahan-bahan pokok yang juga meningkat. Nah, kalau sudah begini, Â jadi makin klop deh!
Lalu bagaimana pendapatan Anda selama puasa Ramadhan?
Ini dia POPle yang paling ditunggu-tunggu. Kebanyakan kalangan pegawai swasta atau pegawai negeri dengan income tetap, di masa ini biasanya mereka memperoleh gaji ke-13 atau dikenal dengan THR (Tunjangan Hari raya). Besarnya THR biasanya satu bulan gaji yang biasa mereka terima. Bahkan pemerintah daerah khusus DKI Jakarta tahun ini bakal memberikan THR juga bagi pegawai-pegawai kontraknya.
Semua ini tentunya demi menyokong kemampuan seluruh golongan masyarakat agar tetap mampu memenuhi kebutuhan primernya menjelang Hari Raya Lebaran. Sebelum terlalu jauh membahas tentang THR, ada baiknya kita perhatikan bagaimana pola konsumsi yang dianjurkan selagi puasa. Tujuannya lagi-lagi agar di awal bulan kantong tak jebol!
Puasa Ramadhan dan ‘puasa’ kantong
Hakikatnya pola makan di saat puasa atau di luar bulan Ramadhan adalah sama saja. Bedanya hanya di jadwal makannya saja yang sedikit bergeser. Jadi, mestinya jumlah yang dikonsumsi juga sama. Tapi biasanya, saking nafsunya saat berbuka puasa, langsung hajar kanan, kiri dan lahap semua yang ada.
Ujung-ujungnya kuantitas pun meningkat, karena disebabkan keinginan yang besar menjelang buka puasa. Â Sehingga daya belanja POPle juga naik, apapun dibeli saking ‘laperr mata’. Nah, penyakit laper mata ini yang menyebabkan keinginan beli apa aja terjadi.
Kiat paling mudahnya adalah, coba sebelum pergi belanja tuliskan terlebih dahulu apa saja kebutuhan Anda. Sekali-kali, POPle boleh aja rame-rame ikut buka puasa barengan, entah memenuhi undangan buka puasa bareng atau buka puasa di masjid-masjid, kan gratis dan bikin hemat kantong tuh!
Lantas kiat-kiat apa lagi ya, yang bisa dipakai di bulan Ramadhan ini untuk mensiasati keuangan Anda? tunggu tulisan berikutnya ya, POPle!
Penulis : Arwani Pranajaya,
RFC®, CFP®, AEPP®, CSA®