Membaca adalah salah satu aktivitas untuk mengasah ketajaman otak dan sebagai bentuk latihan kemampuan berpikir kritis. Dengan rajin membaca, kemampuan analisa kamu akan meningkat dan bisa berpikir lebih logis berdasarkan fakta dan data empiris. Tetapi tidak semua bacaan membuat kamu cerdas dan kritis. Oleh karena itu, kamu perlu memperhatikan apa yang kamu baca. Seperti memberi asupan tubuh, kamu akan kenyang tetapi jika makanan yang kamu konsumsi tidak sehat, maka tubuh kamu akan sakit. Supaya tidak kebingungan bagaimana memulai membaca dan apa bacaan yang tepat supaya kamu tidak “tersesat”, berikut rekomendasi bacaan untuk kamu yang ingin memiliki kemampuan berpikir lebih kritis.
Berpikir lebih kritis dengan bacaan – bacaan ini!
Madilog – Tan Malaka
Dari namanya, Tan Malaka seperti orang berkewarganegaraan Malaysia (Malaka adalah nama salah satu wilayah negara Malaysia). Kamu yang mengaku masih muda dan berjiwa nasionalis, seharusnya sudah mengenal siapa sosok Tan Malaka. Tan Malaka adalah putera bangsa yang merupakan seorang pemikir cerdas, revolusioner, dan sangat kritis. Dalam bukunya Madilog yang ia tuliskan selama perjalanan hidupnya yang keras, harus diasingkan oleh penjajah karena pemikiran kritis serta keberaniannya dalam mencerdaskan bangsa Indonesia yang saat itu masih jauh dari kata “logika” dan “ilmu pengetahuan”. Buku Madilog yang dituliskan hampir 80 tahun lalu, memiliki isi yang sangat relevan dengan kondisi Indonesia saat ini. Buku ini berisikan tentang pencerahan terhadap cara berpikir yang masih kuno seperti takhayul, digantikan dengan logika berdasarkan fakta dan data saintifik.
Fakta menarik lainnya adalah tulisan – tulisan Tan Malaka menginspirasi para tokoh pencetus kemerdekaan Republik Indonesia seperti Presiden pertama kita Ir. Soekarno. Jika Tan Malaka hidup di masa sekarang, penulis ingin menganugerahinya sebagai salah satu tokoh terkritis dan visioner di Indonesia.
Catatan Seorang Demonstran – Soe Hok Gie
Mahasiswa di Indonesia pasti sudah mengenal sosok Soe Hok Gie, seorang mahasiswa yang sampai ajal menjemputnya membela kaum tertindas. Buku ini dipenuhi dengan berbagai kisah, tidak hanya tentang perjuangannya selama menyuarakan suara rakyat kecil. Ada juga cerita cinta dan puisi – puisi indah yang ditulis oleh Soe Hok Gie. Tidak akan bosan membaca buku ini, selayaknya membaca buku diari dengan gaya penulisan tempoe doeloe yang akan bikin kamu terkesima.