Dalam rangka merayakan peran penting Arswendo Atmowiloto di dunia komik Indonesia atau cergam (cerita gambar). Festival Cergam, Pameran Komik Untuk Mengenang Arswendo
Dalam rangka merayakan peran penting Arswendo Atmowiloto di dunia komik Indonesia atau cergam (cerita gambar), diadakan sebuah pameran bertajuk “Festival Cergam Komik Itu Baik – Tribute untuk Arswendo Atmowiloto” pada 28 September hingga 20 Oktober di Galeri Dia.lo.gue., Jakarta.
Pameran ini berbasis arsip dan sebuah kick off untuk menyusun pendalaman sejarah cergam Indonesia mulai dari tahun 1925 hingga 2017 yang lebih terstruktur dan belum pernah diadakan sebelumnya.
Komik-komik yang ditampilkan dalam pameran tersebut sebelumnya pernah dibawa ke Brussels, Belgia dengan tajuk “Equatorial Imagination, Indonesian Comics 1929-2017 pada 21 November 2017 hingga 21 Januari 2018.
Sebelum Nonton Film Midsommar, 5 Fakta Ini Perlu Kalian Ketahui!
“Pameran ini untuk merayakan kiprah Arswendo. Tadinya kita mau ajak, tapi beliau telah pergi lebih dulu sehingga akhirnya difokuskan dan berangkat dari apa yang dilakukan mas Wendo,” kata Hikmat Darmawan, selaku Kurator Pameran Komik Itu Baik saat ditemui dalam acara pembukaan Sabtu (28/9), kemarin.
Selama pameran, pengunjung bisa mengikuti berbagai diskusi dan menyimak bazaar yang menjual komik, ilustrasi, serta merchandise. Akan ada peluncuran buku “Komik Itu Baik” berisi kumpulan tulisan tentang komik dari Arswendo Atmowiloto.
Acara merupakan kerja sama Dia.lo.gue Artspace, Pabrikultur, Dewan Kesenian Jakarta, Pusat Kajian Narasi Visual IKJ, Akademi Samali, Institut Humor Indonesia Kini, dan penerbit Gramedia. Berbagai pihak itu berupaya mewujudkan semangat “komik itu baik” Arswendo.
Arswendo didapuk sebagai salah seorang pelopor studi budaya populer Indonesia. Dia menelaah berbagai segi budaya pop Indonesia dari sudut nonakademik serta menjadi pelaku aktif pencipta produk budaya pop modern.
Sejak 1970-an, Arswendo berperan besar dalam dunia perkomikan Indonesia. Pada 10-15 Agustus 1979, Arswendo menerbitkan seri tulisan jurnalistik bertajuk “Komik Itu Baik” di salah satu koran nasional yang membuka mata banyak orang.
Pengaruhnya besar pada pertumbuhan kajian komik di Indonesia, termasuk saat menelaah komik ‘sorga-neraka’. Selama memimpin redaksi salah satu majalah remaja, dia banyak mengundang ilustrator dan komikus lintas generasi membuat komik pendek.