Masturbasi merupakan hal yang sebenarnya tabu untuk dilakukan dan bertentangan dengan norma – norma agama, meskipun dalam hukum yang berlaku di Indonesia masturbasi tidak dilarang. Mungkin hal ini yang menjadi alasan tidak ada edukasi seksual di Indonesia. Di Swedia, pendidikan edukasi seksual telah diberlakukan sejak dini baik untuk anak laki – laki maupun perempuan. Meskipun dengan edukasi seksual, anak – anak remaja di Swedia lebih jarang melakukan perilaku seksual dengan diri sendiri ini ketimbang anak – anak remaja di Amerika Serikat yang edukasi seksualnya tidak seterbuka dan positif di Swedia. Sekalipun ada sistem pendidikan edukasi seksual dan pelarangan berdasarkan norma – norma agama yang melarang ataupun memberikan alasan – alasan ilmiah untuk tidak melakukan aktivitas seksual pribadi ini, faktanya anak – anak remaja tetap melakukan masturbasi. Yang menarik untuk dibahas adalah siapa yang lebih sering dan ahli melakukan masturbasi, laki – laki atau perempuan?
Lebih dari 3000 anak remaja berusia 18 tahun dari sekolah – sekolah swasta menyelesaikan sebuah kuesioner anonim mengenai aspek sikap dan perilaku seksual. Hampir 95 persen anak laki – laki dan 85 persen remaja perempuan mengaku pernah melakukan masturbasi, biasanya dimulai dari awal masa akil balik. Kebanyakan remaja ini memiliki sikap positif terhadap masturbasi dan menikmati pengalaman tersebut. Ada perbedaan antara laki – laki dan perempuan dalam melakukan aktivitas seksual ini.
Laki – Laki:
1. Memulai masturbasi pada usia satu tahun lebih dini dibanding perempuan (sekitar usia 12 tahun dan perempuan pada usia mendekati 14).
2. Memiliki fantasi saat melakukannya.
3. Mengalami pengalaman orgasme.
Perempuan:
1. Mengalami pengalaman orgasme paling nyaman ketika beraktivitas seksual masturbasi
2. Menggunakan objek – objek seksual seperti dildo dan vibrator sebagai pendukung.
##Siapa yang lebih jago?
Jika dibandingkan dari faktor – faktor di atas, anak laki – laki remaja memang memulai lebih dini, namun pengalaman seksual mereka tidaklah sedalam pengalaman yang dialami oleh anak remaja perempuan. Anak perempuan remaja cenderung mengeksplorasi teknik dan cara untuk mendapatkan orgasme terbaik sedangkan anak laki – laki hanya mengandalkan fantasi. Dengan data ini, mungkin perempuan lebih jago bermasturbasi. Namun, penelitian ini dilakukan pada subjek remaja di luar negeri bukan di Indonesia. Menjadi catatan penting bahwa masturbasi merupakan hal yang tabu dan tidak pantas untuk diceritakan di sini. Hmmm. Bagaimana jika riset ini dilakukan di Indonesia