Sebuah ungkapan positif mengatakan bahwa kita harus menghargai sebagaimana kita ingin dihargai. Artinya berikanlah sikap terbaik Anda supaya Anda diperlakukan serupa.
Salah satu lingkungan yang Anda harus menjaga sikap dan mengendalikan emosi adalah kantor tempat Anda bekerja serta berkarya. Hormati dan hargailah orang-orang di sekeliling Anda, salah satunya adalah bos atau atasan.
Namun, untuk sebagian orang definisi menghargai dan menghormati diterjemahkan berlebihan, yakni bersikap terlalu manis pada bos sehingga terkesan seperti cari muka dan “menjilat” atasan.
Akan Digaji Tinggi, Perusahaan Ini Butuh Karyawan dengan Syarat Berikut Ini…
Orang yang bersikap berlebihan pada atasan cenderung memanfaatkan segala cara demi memikat hati atasan agar mendapatkan nilai plus. Tak jarang mereka pun mengorbankan rekan kerja lainnya dengan mencari-cari kesalahan orang untuk menutupi kelalaian diri sendiri.
Berdasarkan studi yang dipublikasikan oleh Journal of Applied Psychology, mereka yang menghabiskan waktu cari muka dengan atasan biasanya memiliki sifat dan sikap yang buruk dibandingkan karyawan lain yang tidak melakukan hal tersebut.
Menurut peneliti, bersikap terlalu manis setiap saat di lingkungan kerja hanya untuk mengambil hati atasan bisa menyebabkan kelelahan fisik yang luar biasa.
“Ada harga yang dibayar untuk mencari muka dengan sikap manis berlebihan kepada bos Anda,” ujar Anthony Klotz, seorang asisten profesor di Oregon State University, yang juga merupakan penulis studi.
Waspada Guys, OJK Umumkan 231 Daftar Pinjaman Online Yang Ilegal
“Ketika energi Anda habis, maka itu bisa membuat tubuh lelah berkepanjangan,” imbuhnya.
Penelitian lampau pernah menyebutkan bahwa mendekatkan diri dan selalu bersikap manis pada atasan membuahkan hasil yang positif untuk karyawan.
Studi Cornell yang dilakukan pada tahun 1992 silam itu menghubungkan perilaku pengaruh taktik politik terhadap prediksi karier seseorang di masa depan.
Lalu, studi lain yang juga diterbitkan oleh Journal of Applied Psychology menemukan bahwa “menjilat” atasan membuat si bos memandang anak buah yang melakukannya lebih positif.
Namun, para peneliti yang terlibat dalam studi tersebut melupakan efek samping yang terjadi pada karyawan dalam lingkup yang lebih luas.
Studi terbaru yang dipimpin Klotz ini mengumpulkan 75 manajer dari perusahaan software di Tiongkok. Peneliti meminta mereka untuk mempraktikan dua metode melobi atasan.
Metode pertama adalah bersikap manis, selalu setuju, dan terus memberikan pujian pada atasan. Metode kedua adalah mempromosikan diri sendiri dengan bekerja lebih baik, membicarakan keberhasilannya pada atasan, dan membentuk jaringan kerja.
Seluruh partisipan diwajibkan mencatat pengalaman mereka dalam sebuah jurnal harian. Mereka juga harus mengisi survei harian mengenai kemampuan mendapatkan kesan positif dari atasan.
Hasilnya, peneliti melihat bahwa mereka yang menggunakan metode pertama yang dianggap mencari muka pada atasan ditemukan kehilangan kontrol diri secara personal kala waktu kerja berakhir.
Dampak yang terjadi malah lebih banyak merugikan sang karyawan. Pasalnya, mereka kelelahan secara fisik dan pikiran sehingga memengaruhi performa kerja secara menyeluruh.
“Hasil studi ini terbilang masuk akal. Bersikap manis dan menurut setiap saat sepanjang hari memang melelahkan. Sebab, sikap-sikap yang demikian menuntut ketulusan yang membutuhkan kendali diri yang hebat,” urainya.
Dia menambahkan bahwa ketulusan sebenarnya tidak bisa dipaksakan karena hasilnya adalah kebohongan, baik diri sendiri ataupun orang lain. Hal ini bisa menjadikan pikiran Anda terkuras sampai dengan tahap lelah terus menerus.
Peneliti juga melihat karyawan yang selalu cari muka umumnya memiliki sikap yang buruk pada rekan kerja lainnya, seperti mudah marah, tidak konsentrasi pada pekerjaan, dan melewatkan rapat kerja.