Titimangsa Foundation dan PT. Balai Pustaka (Persero) mengadakan pementasan konser musikal puisi-puisi cinta (15/3) di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki.
Malam spesial konser musikal ini bertajuk ‘Cinta Tak Pernah Sederhana’ yang merupakan komitmen dalam menghidupkan karya sastra Indonesia terutama puisi ke dalam seni pertunjukan.
Titimangsa Foundation menampilkan puisi-puisi cinta yang ditulis oleh para penyair Indonesia. Ada sekitar 26 penyair Indonesia yang penggalan karya puisinya dijadikan dialog. Puisi-puisi itu dihadirkan dalam bentuk percakapan atau dialog, nyanyian, dan diwujudkan dalam bentuk pementasan konser musikal ini.
Ide ceritanya menggambarkan bagaimana manusia terasing jauh dari bumi, dan merindukan puisi. Awal mula penciptaan adalah kata, lalu muncul manusia pertama yang memahami bahasa. Dia adalah penyair pertama di surga, lalu dia mulai mengenal cinta. Muncul seorang perempuan yang merupakan kekasih dari sang penyair. Hingga sepasang kekasih itu turun ke dunia atau bumi, saling mencintai, dan akhirnya berpisah.
Reza Rahadian sebagai Adam & Marsha Timothy sebagai Hawa
Di dunia atau bumi pun ada seorang laki-laki yang menjadi penyair, dan mencintai seorang perempuan. Penyair itu memperjuangkan cintanya. Sampai suatu hari, perempuan itu ditangkap karena dituduh berdosa, dan akhirnya meninggal dunia. Sang penyair itu pun sedih kehilangan perempuan yang dicintainya.
Atiqah Hasiholan sebagai perempuan malam & Teuku Rifnu Wikana sebagai penyair
Dalam pentas pertunjukan ini menyuguhkan aktor terbaik Indonesia yaitu Reza Rahadian (sebagai Adam), Marsha Timothy (sebagai Hawa), Chelsea Islan (sebagai perempuan malaikat), Atiqah Hasiholan (sebagai perempuan malam), Sita Nursanti (sebagai perempuan pemuja rahasia), Teuku Rifnu Wikana (sebagai penyair), dan Butet Kartaredjasa (sebagai Narator).
Sita Nursanti sebagai perempuan pemuja rahasia bersama Butet Kartaredjasa
Ada pula sutradara serta aktor teater senior yaitu Wawan Sofwan, Iswadi Pratama, dan penyair Warih Wisatsana sebagai Narator. Tidak ketinggalan, Daniel Christianto, Sruti Respati, Heny Janawati sebagai penyanyi, dan pemain harpa Indonesia yaitu Maya Hasan. Pementasan konser musikal ini menjadi kolaborasi Happy Salma selaku produser dan Agus Noor sebagai sutradara sekaligus penulis naskah.
Chelsea Islan sebagai perempuan malaikat & Maya Hasan pemain Harpa
Pementasan kali ini juga memberikan sesuatu yang berbeda dari biasanya, dengan adanya sebuah kolaborasi antara seni pertunjukan dengan fashion. Pemain dalam konser musikal ini mengenakan busana yang khusus didesain oleh designer Biyan serta menggunakan kain tenun Baron.
Konser musikal ini diselenggarakan sebagai upaya untuk selalu menghidupkan karya sastra Indonesia sebagai pembentukan karakter dan bukti kecintaan pada Tanah Air yang semakin nyata. Ini juga merupakan hasil dari komitmen, kerja keras, konsistensi, serta kecintaan seluruh tim pendukung konser musikal ‘Cinta Tak Pernah Sederhana’ dalam menampilkan karya sastra berupa puisi dari sastrawan kebanggaan Indonesia.