McDonald’s tidak hanya menjadi restoran cepat saji. Di beberapa negara, mereka yang tidak memiliki tempat tinggal diizinkan untuk tidur di franchise restoran cepat saji asal negeri Paman Sam. Mereka disebut sebagai ‘McRefugee.’
Harga tanah dan properti terus menerus mengalami kenaikan. Tidak hanya di Indonesia, hampir semua negara terutama negara maju mengalami fenomena ekonomi tersebut akibat tingginya permintaan tidak sesuai dengan ketersediaan lahan.
Mahalnya harga properti berimbas pada banyaknya masyarakat yang tidak memiliki tempat tinggal tetap. Mereka hidup di jalanan, berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya. Bahkan, di negara seperti Hong Kong, Singapura, dan Jepang, mereka yang tidak memiliki rumah memutuskan untuk menumpang tidur di restoran cepat saji yang dikenal dengan nama McDonald’s.
Para gelandangan ini diberi sebutan ‘McRefugee.’ Sebutan ini lahir dari Jepang, dimana Jepang merupakan salah satu negara dengan harga properti tertinggi di dunia, setara dengan Hong Kong. Di negara maju seperti Jepang sekalipun, masih ada mereka yang kurang beruntung, tidak memiliki pendapatan yang mencukupi guna menyewa sebuah tempat tinggal untuk berisitrahat dan menetap.
Di Hong Kong, hampir sepertiga dari masyarakat yang berusia lanjut merupakan gelandangan, hidup di bawah garis kemiskinan. Bahkan pada tahun 2015 kemarin, seorang wanita lanjut usia ditemukan meninggal dunia di tengah keramaian restoran cepat saji McDonald’s.
Para gelandangan ini memiliki latar belakang yang menyedihkan. Dilansir dari BBC, Ah Chan, pemimpin dari para McRefugee, merupakan mantan anggota kepolisian. Dirinya merupakan lulusan universitas di Hong Kong, memutuskan untuk pensiun dari kepolisian dan membuka bisnis di Tiongkok.
Namun nasibnya tidaklah beruntung, perusahaan tempat ia menginvestasikan uang kabur membawa semua uang yang ia berikan. Ah Chan menuntut keadilan melalui jalur hukum, akan tetapi dirinya tidak berhasil membawa kembali uang yang dibawa kabur sehingga harus kembali ke Hong Kong dengan keadaan miskin.
Dirinya juga memiliki pekerjaan dengan pendapatan rendah, menyewa sebuah kamar kecil. Namun ia memilih untuk tinggal di restoran cepat saji ini karena merasa lebih nyaman dibanding kamar yang ia sewa.
Pihak McDonald’s sendiri mengizinkan para gelandangan untuk beristirahat di malam hari karena keprihatinan mereka terhadap tingginya angka kematian para gelandangan dan berusaha memberikan perhatian serta akomodasi bagi mereka yang kurang beruntung.