Di dunia romansa literatur, tersebutlah Romeo & Juliet yang eksis abadi dari generasi ke generasi. Di dunia romansa fiksi layar perak, tersebutlah … Leia-Han Solo-Luke Skywalker alias Cinta Segitiga Paling wah!
Itulah yang digelar Star Wars, film fiksi-ilmiah yang jadi film saga paling berpengaruh dari era akhir 70-an hingga detik ini. Tak kurang sudah tiga generasi yang mengalami petualangan luar angkasa beserta kisah cinta segitiga Leia-Han-Luke tadi.
Sementara kaum hawa dibuai kisah cinta segitiga, kita dilain sisi, lebih peduli kehebatan dunia antariksa dengan perang senjata laser, pesawat-pesawat besar antariksa dan tentu, lightsaber, pedang laser para ksatria Jedi yang jadi nadi Star Wars saga.
Total enam film Star Wars dibuat di layar lebar: tiga prekuel (Episode I, II, III) dan trilogi orisinil sekaligus klasiknya (Episode IV, V, VI) dan awal Desember 2015 (sekitar tanggal 16), akan muncul film terusannya, Star Wars: The Force Awakens alias Episode VII.
Meski tanpa campur-tangan penggagas utamanya, George Lucas, Episode VII berhasil merekrut penulis skrip trilogi orisinilnya, Lawrence Kasdan. Yang bisa jadi membuat trilogi terbaru ini tak jauh dari pakem trilogi klasik orisinilnya.
Lalu apa yang harus dilakukan Episode VII agar tetap bisa menjaga eksistensi abadi perang antariksa paling megah?
1
BANYAK EFEK DESAIN, BUKAN CGI
Ya, Episode VII yang dibesut sutradara film reboot Star Trek dan sekuelnya, JJ Abrams, ini pastinya akan memakai efek visual yang nyata berupa desain properti yang melimpah. Ini persis trilogi orisinilnya yang mengandalkan banyak model desain set dan set lokasi yang nyata tanpa kreasi CGI dan layar biru. Kesan petualangan nyata pun lebih banyak dirasa – persis saat kita menonton trilogi orisinilnya.
2
TANPA GEORGE LUCAS
Yang bikin Star Wars saga enak ditonton jelas karena plot ringan (berkat kisah cinta segitiga tadi yang membuatnya terasa membumi) dan pertempuran pesawat antariksa yang wah. Itu semua hancur berkat Episode I: The Phantom Menace yang penuh intrik politik dan opera jagad raya yang berdialog memusingkan. Dari beberapa trailer terakhir Episode VII, kelihatan usaha JJ Abrams mengembalikan semangat entertain Star Wars mula-mula. Benarkah atau trailer yang menipu? Kita buktikan secepat mungkin!
Percayakah kalau ada gaya bercinta ala Star Wars? Buka saja Siap Berposisi Seks Ala Star Wars
3
KEMBALINYA RASA PENYUTRADARAAN YANG OKE
Jika melihat kembali trilogi paling akhir (Episode I hingga III), tak ada perubahan berarti dari segi kamera dan tak adanya adegan-adegan ikonik. Semuanya terasa flat dan ramai CGI hingga terkesan basi dan membosankan. Padahal versi trilogi orisinilnya begitu kaya adegan-adegan ikonik. Episode VII: The Force Awakens seharusnya lebih ‘gila’! Reputasi JJ Abrams yang berhasil menaikkan eksistensi Star Trek dipertaruhkan.
4
STAR WARS: THE NEXT GENERATION
Apalagi kalau bukan ini saatnya Star Wars menciptakan karakter-karakter ikonik baru. Tantangannya memang berat. Trilogi I, II, III memang hanya fokus pada proses lahirnya Anakin berubah jadi maha antagonis, Darth Vader. Trilogi baru yang dimulai Episode VII? Apakah sosok cewek cantik Rey yang diperankan Daisy Ridley, Finn (diperankan John Boyega) dan Poe Dameron (Oscar Isaac) bisa jadi ikonik seperti Leia, Han Solo dan Luke Skywalker?
5
CUKUP UNTUK FANS LAMA, FOKUS UNTUK FANS BARU
Karakter lama atau orisinil seperti Yoda, Han Solo dan Luke Skywalker sudah pasti tak akan bertarung lagi dengan gagahnya. Busur cerita terbaru pastinya sudah berpindah ke plot Finn dan Rey yang bertarung melawan pasukan Republik, dimulai dengan kalimat Han Solo: “The dark side, the Jedi is real.”
Pada akhirnya, dunia punya trilogi paling segar di layar lebar, dan ya, film kencan paling mantap (karena durasi film-film Star Wars pastinya lebih dari dua jam!)