Seorang pria di Amerika Serikat harus menjalani pengangkatan jaringan payudara berlebih usai organ tersebut membesar. Hal itu terjadi karena penggunaan obat untuk mengatasi kecemasan dan masalah bipolarnya yaitu Risperdal.
Eddie Bible, pria tersebut, mengatakan bahwa di masa remaja ia merasa malu saat melihat payudaranya di cermin. Pria asal Oklahoma ini sendiri telah menggunakan obat untuk masalah mental tersebut sejak 13 tahun.
“Saya memiliki payudara yang lebih besr daripada gadis-gadis di sekolah. Saya pikir, apakah saya harus mengenakan bra latihan?” kata pria 26 tahun itu seperti dilansir dari The Sun pada Senin (14/10/2019).
Ketika kondisi itu dialaminya, tak sedikit orang yang mengejek dan memperlakukannya dengan buruk. Hal tersebut menghantuinya selama bertahun-tahun.
“Melihat ke masa lalu, saya merasa seperti eksperimen.” Bible mengatakan bahwa andai saat itu dia tahu efek sampingnya, obat itu takkan digunakannya.
Usai melakukan operasi, Bible menuntut ganti rugi kepada produsen obat di AS tersebut. Ternyata, bukan hanya dia yang mengajukan tuntutan tersebut. Firma hukum Penny & Associates menyatakan bahwa setidaknya ada lebih dari 13 ribu tuntutan pada produsen obat tersebut.
Beberapa orang juga mengatakan bahwa mereka mengalami pembesaran payudara atau ginekomastia usai penggunaan obat jenis itu.
Sebelumnya, juri memenangkan gugatan kepada Nicholas Murray yang mendapatkan ganti rugi sebesar 680 ribu dolar karena produsen dianggap gagal memperingatkan bahwa pria muda yang menggunakan Risperdal bisa mengalami pembesaran payudara.
Pada kasus Murray, payudaranya berkembang usai menggunakan obat anti-psikotik itu ketika di masa kanak-kanak didiagnosis dengan gangguan spektrum autisme.
Mantan pengguna obat tersebut, Arthur Carino, juga terpaksa tidak lulus dari sekolah menengah karena mendapatkan perundungan dari siswa lain. Selain itu, pria 23 tahun itu juga tidak bisa mendapatkan operasi korektif.
“Jika saya memiliki ini selama sisa hidup, saya mungkin tidak akan pernah punya pasangan,” kata Carino.