Banyak pro dan kontra tentang game besutan Nintendo dengan Google ini, yang sempat membuat harga sahamnya meroket di bursa, naik sebesar 25 persen lebih.
Tak hanya itu saja, download aplikasi ini dalam sehari sudah menembus angka di atas aplikasi WhatsApp dan lainnya, ketika pertama dirilis. Terlepas dari perdebatan tentang “kelayakan” permainan ini, dari sisi manajemen dan bisnis ada poin-poin yang menarik untuk diikuti, di antaranya
Punya Rekan Kerja Bermuka Dua? Begini Cara Menghadapinya!
Pentingnya sebuah ide
Banyak orang menganggap bahwa ide itu murah, sementara di sisi lain sesuatu yang sangat mahal harganya. Ide awal memang mahal, walau setelahnya ide-ide yang merupakan turunannya, barangkali dapat mudah ditiru. Pokemon, sesungguhnya bukan ‘barang baru’, akan tetapi dia seolah-olah dilahirkan kembali (Reinkarnasi) lewat sentuhan teknologi baru yang lebih interaktif dan pendekatan baru. Di sini kita belajar, ide boleh tak anyar, akan tetapi bagaimana kita membungkusnya serta terpenting lagi memberikan ‘nyawanya’.
Keterlibatan
Barangkali dulu kita sering terkukung dengan produk-produk yang sifatnya “searah” dari produsen ke konsumen. Saat ini, sebuah produk lebih memberikan nilai bila melibatkan konsumen (pengguna) untuk lebih berimajinasi dan berkreativitas. Perhatikan permainan tersebut, sangat menuntut pengguna (end user bergerak mengejar-ngejar) untuk terlibat langsung menangkap boneka Pikachu tersebut. Bagaimana dengan produk Anda sendiri?
5 Hal Yang Harus Pria Khawatirkan Selama Hidupnya
Kesederhanaan
Artinya sangat erat sekali dengan kemudahan. Entah itu kemudahan akses, maupun kemudahan instrumen (peralatan yang dibutuhkan). Sekarang perhatikan, apakah hasil produk yang sudah kita lahirkan, apakah sudah memenuhi kriteria mudah diakses? Tak perlu alat-alat canggih, dan segala requirement yang ngejelimet? Ambil contoh, sebuah produk inovatif, dan juga menghasilkan interaksi dengan para pemakai, telah anda lahirkan ke pasar. Namun, para pengguna, begitu ingin memesan atau membayarnya, kebingungan mesti harus ke mana?
Masih banyak contoh-contoh lain dari fenomena game yang satu ini, untuk kita kaji dan kita terapkan dalam bisnis. Sudah siapkah Anda merombak ulang bisnis?