Setelah berehem-ehem di ranjang, eh, tahunya pasangan malah nangis. Apakah pasangan kecewa? Apakah nangis setelah bercinta itu normal?
Ya, bangga setelah bikin pasangan menuju puncak klimaks – tanpa si dia pura-pura orgasme – jelas sesuatu banget. Tapi anehnya, kok si dia malah nangis setelah momen bercinta selesai?
Katanya sih, jangan pernah malu karena hal itu karena menangis setelah bercinta adalah hanya sekadar tangisan belaka yang dipicu oleh emosional belaka yang mungki dipicu sesuatu.
Masalahnya, dipicu sesuatu itu apanya yang ‘sesuatu’?
Tapi pasangan nangis setelah bercinta jelas terkesan seolah-olah pasangan adalah korban dari egoism kita pas bercinta, bukan?
Menurut terapis psiko-seksual, Denise Knowles, kita memang harus memberikan tisu ke pasangan kita yang nangis setelah bercinta.
Kenapa?
“Untuk kebanyakan wanita, begitu mereka orgasme perasaan yang dirasa bahwa hubungan seks telah berakhir, itu bikin mereka merasa kebahagiaannya yang penuh jadi selesai.”
Ini 6 Variasi Panaskan Ranjang Saat Bareng Pasangan (dari Para Ahli)!
Menurut Denise yang sudah berpengalaman selama 25 tahun di area terapi psiko-seksual, itu bisa terjadi karena saat bercinta hormon pembawa kebahagiaan seperti oksitoksin dan dopamine dilepas sedemikian rupa.
Bisa dua arti
Begitu durasi bercinta selesai, tingkat hormon tersebut lalu menurun, sehingga bikin si dia ‘terbuka’ dan merasa rapuh sehingga muncul rasa sedih. Tapi memang sih, airmata setelah bercinta ini bisa punya dua arti, bisa karena rasa senang atau karena rasa sedih. Demikian dilansir dari Mirror.
“Itu bukan berarti melulu airmata karena sedih, itu mengenai rasa bagaimana perasaan intim yang sangat dekat tapi harus berakhir (meski untuk sementara saja). Karena pasangan berpikir ‘Apakah aku bisa berada dekat dan sama-sama berada di puncak seperti itu atau tidak?’
Jadi, jangan takut kalau pasangan nangis setelah bercinta. Karena itu adalah ekspresi positif, bukan negatif.