Ya, dengan topik “Indonesia 2018: Building Upon a Strong Base” Standard Chartered menggelar seminar Wealth-on-Wealth yang berlangsung di 5 kota besar
Seminar yang mendiskusikan berbagai peluang dan tantangan berinvestasi di semua momen pertumbuhan ekonomi nasional, regional dan global di sepanjang 2018 ini memang jadi salah satu seminar momentum yang digelar untuk 2500 nasabah Standard Chartered Bank Indonesia.
Seminar ini dihadiri Rino Donosepoetro, Chief Executive Officer, dari Standard Chartered Bank Indonesia, sendiri. Lalu ada Bambang Simarno, Country Head, Wealth Management, Standard Chartered Bank, dan juga Aldian Taloputra, Chief Economist, Standard Chartered Bank Indonesia.
Apa yang disampaikan mereka pada seminar yang sudah 14 tahun diselenggarakan pada 6 Februari 2018 lalu?
“Secara umum, Standard Chartered Bank optimistis terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia dan pertumbuhan bisnis Bank di tahun 2018. Bank yakin meningkatnya peringkat investasi Indonesia dari BBB- menjadi BBB oleh Fitch Ratings akhir tahun lalu akan berimbas pada meningkatnya kepercayaan investor asing. Sebagai Bank yang sudah ada selama 155 tahun, Standard Chartered Bank berupaya untuk terus mendukung pemerintah dalam mendorong investasi ke dalam negeri dengan memanfaatkan kekuatan jaringan Bank di wilayah Asia, Afrika dan Timur Tengah. Standard Chartered Bank merupakan satu-satunya Bank internasional yang memiliki cabang di seluruh negara ASEAN,” demikian penjelasan Rino Donosepoetro.
Sedangkan Aldian menjelaskan,” “Standard Chartered Bank memiliki pandangan positif terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Realisasi pertumuhan PDB pada tahun lalu lebih tinggi dibandingkan perkiraan pasar. Bank juga melihat adanya konsumsi yang merata, tidak hanya dari pemerintah, namun juga dari sektor swasta bahkan di rumah tangga. Hal menarik lainnya adalah pertumbuhan ekonomi terlihat lebih merata, termasuk di Cina. Pada tahun 2018, Bank memprediksi pertumbuhan ekonomi dapat mencapai 5,2 persen yang didorong oleh faktor inflasi yang terkendali, belanja pemerintah yang lebih tinggi, investasi dan ekspor.”
Bagaimana dengan evaluasi iklim investasi 2017 lalu?
Untuk itu Bambang Simarno menjelaskan,” Tahun 2017 merupakan tahun yang bagus bagi Wealth Management SCB dimana reksadana bertumbuh sebesar 39 persen menjadi Rp 450 triliun. Pertumbuhan ini turut didorong oleh peningkatan kinerja saham sebesar 19,9 persen yang menunjukkan animo masyarakat untuk investasi. Di 2017, Bank juga melihat fenomena reksadana syariah yang tumbuh dari Rp 13 triliun menjadi Rp 28 triliun. Bank optimis 2018 momentum pertumbuhan ini akan berlanjut. Untuk itu, Bank akan meluncurkan tiga produk baru dalam seminar WoW, diantaranya Bahana Dana Ekuitas Prima, VERSAlink investor account dan VERSAlink maxima account.”
Lebih lanjut lagi, Rino menjelaskan bahwa iklim investasi di 2018 akan membaik meski ada PILKADA.
Jadi, tetap berpikiran positif dan optimis buat investasi, POPle!