Gas air mata biasa digunakan untuk mengontrol kerusuhan dan membubarkan massa. Terkena Gas Air Mata, Bagaimana Cara Mengatasinya?
Gas air mata dan water canon digunakan oleh aparat untuk membubarkan mahasiswa yang berdemo di depan gedung DPR RI, Selasa (24/9/2019) dan para siswa SMU sederajat, Rabu (25/9/2019).
Pemberian gas air mata dimaksudkan untuk menimbulkan rasa sakit pada pihak-pihak tertentu. Jadi tentu saja terkena gas air mata bukanlah hal yang menyenangkan. Meski begitu, efek gas air mata hanyalah sementara, dan gejalanya akan berkurang dalam beberapa jam setelah paparan.
Secara umum, gas air mata memang biasa digunakan untuk mengontrol kerusuhan (riot control). Ada tiga jenis gas air mata, yakni CN (2-chloroacetophenone), CS (o-chlorobenzylidene malonitrile) dan OC (oleoresin capsicum).
Tiga macam gas air mata itu merupakan agen atau zat efektif untuk lakrimasi atau membuat mata menjadi berair. Gejala tersebut bisa timbul 20-60 detik setelah terpapar. Gas air mata akan membuat mata mengalami blefarospasme yakni kondisi sakit atau perih pada mata sehingga orang yang terpapar sulit membuka mata, silau dan radang selaput lendir pada mata berwarna putih (konjungtivitis).
Selain menyebabkan blefarospasme, gas air mata juga akan membuat mata menjadi bengkak serta berair. Lalu, bagaimana cara mengatasinya?
Bilas dengan air
Bila terpapar gas air mata, cara terbaik adalah segera membilas atau irigasi mata dengan air. Bisa juga dengan cairan fisiologis seperti NaCl. Bila masih ada kelainan pada mata pasien sebaiknya segera ke dokter spesialis mata untuk mendapatkan pemeriksaan dan pengobatan lanjutan.